Kisah Nabi Khidir Menguji Kesabaran Nabi Musa - Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa sangat luar bisa, butuh diambil hikmahnya terkait kisah Nabi Khidir Menguji Kesabaran Nabi Musa.

Kisah Nabi Khidir Menguji Kesabaran Nabi Musa

Pada suatu hari Nabi Musa 'alaihissalam berpidato dihadapan kaumnya dari Bani Israil. Nabi Musa berdakwa kepada mereka untuk mensyukuri nikmat dan karunia Alloh, meninggalkan semua larangan-Nya dan menjalankan semua perintahNYA. 

Ungkapan kalimat yang disampaikannya begitu memukau hati mereka sehingga mereka merasakan adanya suatu siraman rohani, ditengah-tengah jalan hidup masyarakat Bani Israil yang sesat itu.

Nabi Musa Lebih Pintar daripada Orang Lain

Selesai berpidato, Nabi Musa ditanya oleh salah seorang yang berkumpul bersama hadirin, “wahai Musa, siapakah orang yang lebih pintar diantara hamba-hamba Nya di bumi ini ?” “Akulah orangnya” jawab Nabi Musa.

Jawaban ini wajar, karena pada zaman itu hanya Nabi Musa yang berhasil membawa Bani Israil kepada hidayah Allah Subhanahu Wata'ala, dialah yang mengeluarkan Bani Israil dari cengkeraman Raja Fir’aun serta menaklukkan dari segala kekuasaan dan kesombongannya, dialah yang mengalahkan para tukang sihir istana sehingga mereka mengikuti agama Nabi Musa. Nabi Musa juga diberi nikmat yang besar sebagai Rosul-Nya, yaitu nikmat dapat bercakap-cakap dengan Allah Subhanahu Wata'ala.


Nabi Musa mengucapkan kata-kata yang tidak sepatutnya diucapkan dihadapan orang banyak

Baru saja Nabi Musa mengenang kelebihan-kelebihan dirinya dibanding dengan kaumnya itu, tanpa sadar Nabi Musa telah mengucapkan kata-kata yang tidak sepatutnya diucapkan dihadapan orang banyak. Kemudian datanglah wahyu Alloh yang merupakan teguran atas kekeliruan Nabi Musa.

Alloh memperingatkan Nabi Musa

Alloh memperingatkan Nabi Musa, bahwa seluas apapun pengetahuannya, itu hanya karunia yang diberikan Alloh kepada Rosul-Nya, tidak mustahil masih ada hamba Alloh yang melebihi Nabi Musa.

Alloh SWT memerintahkan Nabi Musa Untuk Bertemu Nabi Khidir

Untuk menyadarkan Nabi Musa dari kesalahannya, Alloh SWT memerintahkan Nabi Musa untuk menemui hamba-Nya yang sholeh di tempat pertemuan antara dua lautan.

tempat pertemuan antara dua lautan
Tempat pertemuan antara dua lautan
Nabi Musa bertanya, “Yaa Alloh, siapakah hambaMU itu? Dan dimanakan tempatnya ? Lalu, bagaimana aku dapat menemuinya ?”

Alloh berfirman kepada Nabi Musa : 

“Bawalah seekor ikan dan letakkan ke dalam keranjang, dimana ikan itu akan menghilang, carilah ia dan di sana engkau akan menemui orang yang sholeh itu”

Nabi Musa Mencari hamba Allah yang sholeh di tempat pertemuan antara dua lautan 

Nabi Musa segera menyiapkan bekal untuk perjalanannya, ia mengajak salah seorang muridnya yang paling dipercaya, namanya Yusya bin Nun. Nabi Musa berpesan kepadanya agar memberitahukan dimana ikan yang dibawanya di dalam keranjang itu menghilang.

Yasya’ bin Nun berjanji akan setia menemani perjalanan Nabi Musa mencari hamba Alloh yang sholeh itu, walaupun akan memakan waktu yang cukup lama.


Ikan Mati Tiba-Tiba Hidup dan Meloncat Ke Laut

Pada suatu ketika, keduanya merasa kelelahan, dan mencari sebuah batu besar untuk tempat beristirahat. Saat itulah ikan di dalam keranjang yang tadinya mati tiba-tiba hidup dan meloncat menuju lautan dengan cara yang aneh sekali. 

Yusya’ terpesona melihat kejadian yang menakjubkan itu sehingga ia lalai memberitahukan kepada Nabi Musa 'alaihissalam. Setelah waktu istirahat dirasa cukup, Nabi Musa mengajak Yusya’ untuk meneruskan perjalanan lagi selama satu hari satu malam.

Di suatu tempat Nabi Musa berhenti karena perutnya terasa lapar, ia berkata kepada muridnya, “Bawalah kemari makanan kita, kita makan dan istirahat disini”

Pada saat Yusya’ membuka keranjangnya, teringatlan ia akan kejadian hilangnya ikan dalam keranjang itu yang membuat hatinya merasa takjub. 

Ia berkata kepada Nabi Musa, “Tahukah kamu, di kala kita berhenti dan beristirahat di batu tadi, aku lupa menceritakan ikan itu padamu karena aku telah dilupakan syaitan. Tiba-tiba ikan itu hidup dan melompat ke laut dengan cara yang aneh sekali”


Betapa berat perjalanan mencari hikmah ilmu sejati Nabi Khidir

Betapa berat perjalanan mencari hikmah ilmu sejati, begitu jauh mereka melangkah, setelah sampai di tempat yang dituju, Yusya’ digoda syaitan sehingga ia lupa menceritakan kejadian hilangnya ikan itu yang digunakan sebagai petunjuk dimana Nabi Musa dapat bertemu dengan orang yang dikehendaki. 

Mereka telah berjalan satu hari satu malam dari tempat kejadian sehingga mereka terpaksa kembali ketempat kejadian hilangnya ikan itu. Belum bertemu dengan orang yang dicari, sudah mendapat ujian sabar yang cukup berat.


Nabi Musa Bertemu dengan Nabi Khidir

Ketika Nabi Musa sampai di tempat peristirahatannya tadi, ia berkata kepada muridnya, “Aku mencium bau manusia, pasti disinilah kita akan menemui hamba Alloh yang sejati itu.” 

Setelah bertemu Nabi Musa memberi salam, “Assalamu ‘alaikum wahai jiwa yang suci yang dibalut kain putih !”, dan dijawab, “Wa ‘alaikum salam, ya Musa nabinya Bani Israil, aman sajalah engkau di negeriku ini”.

Nabi Musa berkata, “Namaku Musa.” Laki-laki itu menjawab, “Ya, aku tahu namamu Musa dan engkau pemimpin Bani Israil.” 

Nabi Musa heran atas ketajaman mata hati laki-laki itu, ia yakin bahwa laki-laki yang ada dihadapannya itu adalah Khidir, yang dicarinya selama ini, kemudian ia berkata : 

“Tujuanku kemari hanyalah memenuhi keinginanku untuk berguru kepadamu, dan apakah engkau bersedia mengajari aku tentang ilmu yang benar seperti yang telah engkau dapatkan dari Allah Subhanahu Wata'ala?”

Laki-laki itu memang Khidir, dia berkata : 

“Sesung-guhnya engkau tidak akan sanggup bersabar diri bersamaku. Wahai Musa, sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala, telah mengajari aku ilmu pengetahuan yang ghoib yang engkau sendiri belum diajari-NYA. Sebaliknya DIA telah mengajari engkau ilmu-ilmu yang aku sendiri belum diajari-NYA”

Jawab Musa, “Insya Alloh, aku akan bersabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu persoalan apa saja”. Khidir berkata, “Jika engkau ingin mengikuti aku, maka janganlah sekali-kali engkau menanyakan sesuatu apapun sampai aku sendiri menjelaskannya kepadamu.”


Ujian Pertama Nabi Musa : Nabi Khidir Merusak Perahu Milik Penduduk

Setelah itu mereka menelusuri tepi pantai, tiba-tiba tampak oleh mereka sebuah perahu-perahu milik penduduk. Begitu awak perahu mengenali Khidir, mereka mengajak naik perahunya tanpa dipungut biaya. Nabi Khidir bertanya kepada Nabi Musa as “Wahai Musa, apakah engkau melihat air laut itu membasahi kakimu ketika kita akan naik perahu ini ?”

Jawab Nabi Musa, “Ya, aku melihat air laut itu membasahi kaki, sekarang sudah kering kembali”. Khidir berkata, “Wahai Musa, ketahuilah bahwa perbandingan ilmu manusia dengan ilmu Allah Subhanahu Wata'ala, itu tidak terjejaki sebagaimana air laut itu, sedangkan ilmu manusia hanya terbatas pada air laut yang menempel pada kakimu, itupun cepat kering. Maka bersiap-siaplah engkau dengan pertanggungjawabanmu kelak, sebab Alloh akan meminta ilmuNya yang ada padamu sekarang”  Firman Alloh (Al-Kahfi 109)

Pada saat mereka berbincang-bincang diatas perahu, sedangkan para awak perahu sedang sibuk sehingga tidak memperhatikan mereka. Tiba-tiba Khidir mengambil sebuah kapak besar dan merusak dinding perahu itu sehingga perahu yang tadinya bagus dan indah, kini menjadi cacat dan jelek dipandang mata.

Melihat perbuatan Khidir itu, Nabi Musa terperanjat keheranan dan berkata:  

“Apakah kamu hendak merugikan orang yang telah berbuat baik kepadamu dan berusaha untuk menenggelamkan perahu beserta para awaknya kedalam lautan ini ?”

Nabi Khidir menjawab : 

“Bukankah aku telah berkata kepadamu bahwa engkau tidak akan sanngup untuk bersabar bersamaku ?”

Nabi Musa berkata : 

“Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku ini dan janganlah kamu membebani aku dengan persoalan yang rumit”

Rosululloh saw bersabda :

“Kata-kata Nabi Musa itu memang benar-benar karena kelupaannya, bukan sebab kebodohannya”

Ketika mereka hendak turun dari perahu yang telah diselamatkan oleh Khidir dari perampokan dan perampasan yang dilakukan oleh penguasa pada saat itu, Khidir menunjukkan kepada Nabi Musa keanehan yang dilakukan oleh seekor burung camar ketika ia minum beberapa tetes air laut.

Khidir berkata, “Hai Musa, lihatlah burung camar itu, meminum air laut yang sebanyak ini, seperti itulah halnya dengan ilmu yang ada pada-NYA”


Ujian Kedua Nabi Musa : Nabi Musa Membunuh Anak Kecil yang tidak berdosa

Kemudian mereka berjalan diatas pasir menuju perkampungan nelayan, dan mereka bertemu dengan seorang anak kecil sedang bermain-main dengan kawannya. Khidir memanggil anak itu, lalu ia ditangkap, dihimpit, dan dicekik hingga mati ditangannya sendiri.

Melihat hal itu Nabi Musa 'alaihissalam lupa akan janji yang diucapkannya, kemudian bertanya, “Mengapa engkau membunuh anak yang tidak berdosa ini, sungguh kamu telah melakukan kemungkaran !”

Khidir berkata : 

“Bukankah aku telah berkata kepadamu, bahwa kamu tidak akan dapat bersabar bersamaku”

Nabi Musa berkata : 

“Jika aku menanyakan lagi sesuatu kepadamu setelah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku mengikutimu, karena sesungguhnya kamu sudah cukup memberi peringatan kepadaku”


Ujian Ketiga Nabi Musa : Nabi Khidir Memperbaiki Bangunan Yang Dindingnya Hampir Roboh

Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di suatu negeri. Mereka meminta kepada penduduk negeri itu untuk menjamunya, tetapi tidak ada yang mau menjamu kedua orang asing itu. Kemudian mereka mendapatkan sebuah bangunan yang dindingnya hampir roboh, dan Khidir memperbaikinya hingga tegak kembali.

Nabi Musa berkata : 

“Penduduk negeri ini tidak munyukai kita untuk bertamu, mengapa kami tidak meminta upah saja ?”

Khidir menjawab :

“Inilah saatnya perpisahan antara aku dan kamu, aku hendak memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatanku yang engkau tidak bisa bersabar terhadap perbuatan-perbuatanku”


Alasan-Alasan Perbuatan Nabi Khidir yang dianggap Aneh oleh Nabi Musa

Perbuatan Nabi Khidir Pertama : 

Aku  melubangi  dinding  kapal   tersebut  karena  aku  lihat perahu itu masih bagus dan aku khawatir perahu yang kita tumpangi itu dirampas oleh penguasa negeri itu.

Perbuatan Nabi Khidir Kedua : 

Jika anak kecil yang tidak berdosa itu tidak aku bunuh niscaya anak tersebut jika sudah besar akan menjadi anak durhaka kepada orang tuanya dan menjadi anak yang menyekutukan Allah Subhanahu Wata'ala.

Perbuatan Nabi Khidir Ketiga : 

Aku membangun kembali dinding yang akan roboh tersebut, karena bangunan tua itu adalah milik anak yatim piatu yang didalam tanah yang ada disekitar bangunan tersebut terdapat kekayaan yang melimpah.

Setelah menjelaskan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Khidir selama perjalanannya dengan Nabi Musa, pada saat itulah perpisahan antara Khidir dan Nabi Musa as.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama