Cerita Kedermawanan Ustman Bin Affan Lengkap - Cerita yang menarik bagi kita semua yakni Cerita Kedermawanan Ustman Bin Affan sebagai sarana peningkatan kita untuk Dermawan.

Dalam kesempatan ini Wahidiyahdemak.dom menyajikan Cerita Kedermawanan Ustman Bin Affan Lengkap dengan harapan semoga menjadikan cerita yang bermanfaat bagi kita semua.


Cerita Kedermawanan Ustman Bin Affan Lengkap
Cerita Kedermawanan Ustman Bin Affan Lengkap

Cerita Kedermawanan Ustman Bin Affan Lengkap
Sayyiduna ‘Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat dan menantu Rosululloh Shollaloohu 'alaihi Wasallam yang juga menjadi Kholifahnya ke tiga setelah Sayyidina Umar bin Khothob Rodliyalloohu 'anhu.  Baca Juga : Cerita Tambalan Baju Putra Amiril Mukminin Sayyidina Umar bin Khottob RA

Di bidang materi termasuk seorang saudagar yang kaya raya tapi tidak diragukan lagi kedermawaannya.

Pada waktu perang Tabuk, Sayidina Utsman mendermakan 1000 ekor onta, 70 ekor kuda, dan uang 10.000 dirham dipergunakan untuk membiayai pepe-rangan tersebut.

Satu-satunya Mata Air Madinah unutk Minum 

Pada saat itu, di Madinah hanya ada satu-satunya mata air yang dipergunakan untuk minum. Mata air itu kepunyaan orang Yahudi. Ia menjual air itu satu girbah air dengan harga satu mud gandum. Kemudian mata air itu dibeli oleh Sayyidina Utsman dengan harga 20.000 dirham untuk diwakafkan demi kepentingan umum. Baca Juga : Cerita Tangis Umar Bin Abdul Aziz

Masa Bangsa Arab Paceklik

Pada masa Khalifah Abu Bakar, bangsa Arab dilanda paceklik yang mengakibatkan kelaparan hebat. Kebetulan pada waktu itu datanglah barang-barang import milik Sayyidina Utsman dari Siria, berupa gan-dum dan minyak yang diangkut oleh 1000 ekor onta. 

Beberapa pedagang datang kepada Sayyidina Utsman hendak membeli barang-barang tersebut.

“Berapa tuan-tuan berani membeli barang-barang ini ?” Tanya Sayyidina Utsman kepada para pedagang.

“Kami berani menambah 100% dari harga pokok” Jawab para pedagang.

“Alloh Subhanahu Wata'ala, berani menambah 1.000% dan memberi kebahagiaan dunia dan akhirat. Maukah tuan-tuan menambah sejumlah itu ?”  Sayyi-dina Utsman balik bertanya.

“Tidak mungkin” Jawab mereka

“Jika demikian, baiklah, semuanya akan saya der-makan saja kepada rakyat yang sedang kelaparan semata-mata karena Alloh (LILLAH)” Jawab Sayyidina Utsman.

Sayyidina Utsman sebagai salah seorang yang mendapat jaminan masuk surga

Rosulullah telah mencatat bahwa Sayyidina Utsman sebagai salah seorang yang mendapat jaminan masuk surga karena keikhlasannya berkorban di jalan Alloh dan ibadahnya yang semata-mata hanya meng-harap ridho Alloh Subhanahu Wata'ala. Tidak ada suatu pamrih apapun, baik pamrih dunia maupun pamrih ukhrowi. 

Walaupun telah ada jaminan sebagai seorang yang masuk surga, suatu ketika pada saat melewati sebuah perkuburan, Sayyidina Utsman menangis  sampai  pipi  dan  jenggotnya  yang  panjang basah oleh cucuran air matanya. 

Beliau membayangkan “Bagaimana nasibku jika aku meninggalkan dunia tidak dapat menjawab atau tidak lolos dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir ?  

Aku pernah mendengar Rosululloh Shollallohu 'alaihi Wasallam bersabda :

“Aku tidak melihat pemandangan yang paling buruk melebihi tempat pemakaman. Sesungguhnya pemakaman adalah kediaman pertama dari beberapa kediaman akhirat, jika seseorang lolos darinya, maka apa yang dialaminya setelah itu (di alam kubur) adalah mudah, tetapi jika tidak lolos, maka apa yang dihadapi akan menjadi semakin berat dan sulit”

Para Pembca yang baik hati, Mari kita teladani perilaku Beliau tersebut dengan berusaha menjadi seorang dermawan terutama untuk perjuangan Kesadaran kepada Alloh Subhanahu Wata'ala Wa-Rosulihi Shollalloohu 'alaihi Wasallam. Baca Juga : Cerita Kepedihan Sakaratul Maut

wahidiyah

Disamping itu senantiasa merasa takut kare-na Alloh dengan meneteskan air mata dan memper-banyak amal kebajikan untuk bekal menghadap-Nya di hari kemudian nanti. Mari kita menghadap Alloh Subha-nahu Wata'ala Wa-Rosulihi Shollaloohu 'alaihi Wasallam Wa Ghoutsi Hadzaz Zaman Rodliyalloohu 'anhu, dengan adab lahir batin yang sebaik-baiknya !  

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama