Pendahuluan: Niat dan Pengakuan dalam Ajaran WahidiyahAjaran Wahidiyah, yang berpusat pada pengamalan Sholawat Wahidiyah, tidak hanya menekankan kuantitas zikir, tetapi juga kualitas spiritual dari seorang pengamal. Dua konsep fundamental yang menjadi inti dari setiap gerak batin dan lahir pengamal adalah Lillah dan Billah. Kedua konsep ini merupakan kunci pembuka gerbang menuju Ikhlas yang hakiki dan Ma'rifatullah (mengenal Allah) yang sempurna.
I. Lillah-Billah: Pondasi Amal dan Pengakuan
Lillah-Billah adalah dua pilar yang harus menyertai setiap niat dan tindakan seorang hamba:
1. Lillah: Kesucian Niat
Lillah berarti Hanya Karena Allah (Li Allahi). Ini adalah pemurnian niat, berlandaskan pada perintah mutlak Allah SWT:
Dalil Al-Qur'an (Lillah):
{Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ صَÙ„َاتِÙŠ ÙˆَÙ†ُسُÙƒِÙŠ ÙˆَÙ…َØْÙŠَايَ ÙˆَÙ…َÙ…َاتِÙŠ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ}"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (Q.S. Al-An'am: 162)
Fungsi Lillah: Menjadi penangkal utama terhadap penyakit hati seperti Riya' dan Sum'ah.
2. Billah: Kesadaran Mutlak Kekuatan
Billah berarti Dengan perantaraan/kekuatan Allah (Bi Allahi). Ini adalah pengakuan mutlak bahwa segala daya, upaya, keberhasilan, dan hidayah adalah murni anugerah dari Allah SWT, menegaskan bahwa tiada daya dan upaya tanpa-Nya:
Dalil Al-Qur'an (Billah):
{ÙˆَÙ…َا رَÙ…َÙŠْتَ Ø¥ِذْ رَÙ…َÙŠْتَ ÙˆَÙ„َٰÙƒِÙ†َّ اللَّÙ‡َ رَÙ…َÙ‰ٰ}"Bukanlah kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar." (Q.S. Al-Anfal: 17)
Fungsi Billah: Menjadi penangkal utama terhadap penyakit hati 'Ujub (bangga diri) dan melahirkan Tauhid Al-Af'al.
II. Lillah-Billah sebagai Jenjang Meraih Ikhlas
Ikhlas adalah memurnikan tujuan amal. Pengamalan Lillah-Billah memandu kita melewati tiga tingkatan Ikhlas:
| Tingkat Ikhlas | Pijakan Lillah-Billah | Keterangan Ikhlas |
| Ikhlasul Abidin (Para Hamba) | Lillah awal; beramal karena harapan/ketakutan. | Ikhlas bersyarat (Pamrih Surga/Takut Neraka). |
| Ikhlasul Muhibbin (Para Pecinta) | Lillah murni; mencari Mardhotillah (Ridha Allah). | Beramal karena Cinta (Mahabbah) dan rindu kepada-Nya. |
| Ikhlasul Arifin (Para Yang Mengenal) | Billah sempurna; sadar segala perbuatan adalah Billah. | Mencapai Fana' dari melihat perbuatan diri. |
Kutipan Khas Wahidiyah (Mbah Yai):
Muallif Sholawat Wahidiyah K.H. Abdul Madjid R.A. (Mbah Yai) selalu menekankan: "Lillah-Billah, Lirrasul, Wal Ghaoutsi Hadzazaman!" — Ini adalah penyempurnaan Ikhlas; beramal karena Allah, dengan kesadaran Billah, dan melalui cinta serta Syafa'at Rasulullah dan Ghaust Hadzazaman R.A.
III. Puncak Spiritual: Lillah-Billah dan Ma'rifatullah
Puncak spiritual dalam Wahidiyah adalah mencapai Ma'rifatullah (mengenal Allah).
A. Billah dan Tauhid Ma'rifat
Ma'rifatullah dicapai melalui praktik Billah yang konsisten. Billah adalah manifestasi dari Tauhid\Al-Af'al.
Pernyataan Hadits (Pentingnya Ikhlas/Lillah):
Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الأَعْÙ…َالُ بِالنِّÙŠَّاتِ
"Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Niat yang Lillah menyucikan hati (Qolbun Salim), dan hati yang suci adalah wadah Ma'rifat.
Ma'rifat Billah adalah kesadaran bahwa semuanya dari Allah—mulai dari niat baik (Lillah) hingga pelaksanaan dan hasil (Billah). Inilah wujud Ihsan: beribadah seolah melihat Allah.
B. Ma'rifat Birrasul: Jalan Kasih Sayang
Dalam Wahidiyah, Ma'rifat Billah selalu disempurnakan dengan Ma'rifat Birrasul. Pengamal menyadari bahwa Rahmat dan Hidayah yang mengantarkannya pada Ma'rifat adalah atas anugerah Allah Billah dan atas Syafaat Rasulullah SAW.
Dalil Al-Qur'an (Peran Rasulullah SAW):
{ÙˆَÙ…َا Ø£َرْسَÙ„ْÙ†َاكَ Ø¥ِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعَالَÙ…ِينَ}"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Q.S. Al-Anbiya: 107)
Penutup
Lillah-Billah adalah ruh dari Ajaran Wahidiyah. Ia adalah kunci untuk memurnikan amal (Ikhlas) dan mencapai kesadaran tertinggi (Ma'rifat). Marilah kita terus melatih diri untuk mengucapkan niat Lillah-Billah bukan hanya di lisan, tetapi meresap ke dalam jiwa, sehingga kita dapat menapaki tangga Ikhlasul Muhibbin dan meraih karunia Ma'rifatullah yang hakiki.

Posting Komentar
0Komentar