Hari Raya Idul Adha merupakan momentum istimewa dalam Islam yang tidak hanya identik dengan ibadah kurban, tetapi juga mengandung pelajaran spiritual yang sangat mendalam. Dalam ajaran Wahidiyah, Idul Adha menjadi waktu yang sangat tepat untuk merenungi dan meneladani keikhlasan Nabi Ibrohim ‘Alaihissalaam, serta memperkuat ketersambungan hati kita kepada Alloh Subhaanahu Wata’ala dan Rosuulullooh Shallalloohu ‘Alaihi Wasallam.
1. Hakikat Kurban: Mengorbankan Ego dan Nafsu Duniawi
Dalam Wahidiyah, kurban tidak sekadar menyembelih hewan, tetapi juga menyimbolkan penyembelihan nafsu lawwaamah, ego, dan kepentingan pribadi yang sering menjadi penghalang antara kita dan Alloh. Kurban sejati adalah saat hati kita sanggup meninggalkan sesuatu yang dicintai demi Alloh dan Rosuulullooh.
2. Meneladani Keikhlasan Nabi Ibrohim dan Nabi Isma’il
Dalam sejarah Idul Adha, kita diajarkan tentang ketaatan total Nabi Ibrohim dan ketundukan sepenuh hati Nabi Isma’il. Ajaran Wahidiyah menekankan bahwa teladan ini harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam ketaatan mutlak kepada Alloh dan Rosuulullooh melalui pembinaan batin, zikir, sholawat, dan muamalah yang ikhlas.
3. Idul Adha sebagai Momentum Mujahadah
Bersamaan dengan waktu Wukuf Hujjaj di Arofah, para pengamal Wahidiyah diajak untuk melaksanakan Mujahadah Serempak. Ini bukan hanya bentuk ibadah, melainkan perjuangan batin untuk ikut menyambung rasa batin dengan para hujjaj, memohon barokah dan rahmat Alloh bagi umat Islam secara keseluruhan.
4. Menghidupkan Jiwa Pengorbanan dalam Dakwah Wahidiyah
Idul Adha juga mengingatkan kita untuk terus berjuang menyebarkan nilai-nilai Wahidiyah dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih, tanpa kebanggaan, dan selalu mengharap ridho Alloh. Ini adalah bentuk kurban modern yang nyata—mengorbankan waktu, tenaga, harta, bahkan rasa malu, demi menyebarkan syi’ar Wahidiyah ke seluruh penjuru negeri.
Penutup
Idul Adha menurut Wahidiyah bukan hanya hari besar Islam, tapi juga hari besar latihan keikhlasan, pengorbanan batin, dan pemurnian jiwa. Semoga kita semua mampu meneladani nilai-nilai luhur ini, memperkuat rasa tawajjuh kita, dan senantiasa dalam lindungan dan barokah nadzroh Ghautsi HadzaZamaan RA dari Muallif Sholawat Wahidiyah.
🕋 DPC PSW JOMBANG KABUPATEN DEMAK
إرسال تعليق
0تعليقات