Ketika Hadrotul Mukarrom Muallif Sholawat Wahidiyah dipersilahkan untuk memulai Fatwa dan Amanah, keadaan hadirin hadirot gemuruh menangis, beliau langsung mengucapkan : 

Al Fatihah 3 x.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
عَلَيْكَ وَاْلاَلِ أَيَا خَيْرَ اْلاَنَامِ
#
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمْ
أَنْتَ اِمَامُ اْلاَنْبِيَا وَاْلمُرْسَلِينْ
#
يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهِ حَقًّا اَجْمَعِينْ
بِكَ اْلهُدَى الرِّضَا اْلفُتُوْحُ اْلفَرَجُ
#
وَاْلاَلِ قَدْ اُسْرِعَتِ اْلحَوَائِجُ
يَا سَيِّدِى يَا سَيِّدِى وَرَبِّنِى
#
يَا سَيِّدِى يَا سَيِّدِى اَدْرِكْنِى
بِاْلوَاحِدِيَّةِ بِفَضْلِ ذِى اْلعُلاَ
#
وَاْلاَهْلَ وَاْلاَوْلاَدَ وَالَّذْ عَمِلاَ
يَا سَيِّدِى وَاْلمُسْلِمِيْنَ اْلمُسْلِمَاتْ
#
يَا سَيِّدِى وَاْلحَاضِرِيْنَ اْلحَاضِرَاتْ
وَاْلخَيْرُ مِنْكَ وَالنَّجَاحُ وَالسَّلاَمْ
#
يَا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَالتَّمَامْ
عَـلـَى مُحَـمَّـدٍ شَــفِــيْـعِ اْلأُمَـــم
#
يـَـارَ بـّــَنـَا اللـّهُمَّ  صَلّ سَلِّمِ
بـِالـْوَاحـِدِيـَّةِ لِرَبّ الــْعَالــَمِـــيْن
#
وَاْلآلِ وَاجْــعَـلِ اْلأَنـَامَ مُسْرعِـيْن
قَـرّبْ وَأَلـّـِفْ بـَيــْـنَــنَـا يـَارَبـّـَـنَا
#
يـَارَبـّـَنَا اغــْفِرْ يَسِّرِافْتــَحْ وَاهْدِنـَا
أَمَّا بـــَعْدُ

Al Mukarromin wal Mukarromat, Para Bapak para Ibu Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat, 

Para Bapak Para Ibu Penyiar Sholawat Wahidiyah Propinsi, Kodya, Kabupaten, Kecamatan dan Imam-Imam Jama’ah yang kami mulyakan.

Para Bapak, Para Ibu yang kami mulyakan, Al Mukarromin wal Mukarromat Para Bapak Para Ibu, Panitia Asrama Romadhon, Panitia Musyawarah Kubro, Panitia Resepsi Penutupan Asrama Ramadlon dan Musyawarah Kubro, Bapak Protokol yang kami ta’ati, Para Remaja Putra dan Putri yang kami sayangi
.
Kami pada kesempatan ini, ikut memanjatkan puja puji tasyukur kepada Alloh Shubhanahu wa Ta’ala biqouli “Al Hamdulillahi Robbil Alamin” yang mana telah dapet melaksanaken Asrama Ramadlon dan Musyawarah Kubro, begitu pula Resepsi Penutupan Asramah Ramadlon dan Musyawarah Kubro ini, semuanya ini, al Hamdulillah sekai lagi, kami panjatken kepada Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala dalam keadaan lancar tidak ada apa-apa. Ya, mudah-mudahan Asrama Romadhon, Musyawarah Kubro, sekaligus Resepsi Penutupan Asrama Romadhon dan musyawarah Kubro ini, benar-benar diridloi oleh Alloh Warosulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam. membuahkan kemajuan yang sebanyak-banyaknya dalam segala bidang, dalam perjuangan “Fafirruu Ilallolloh Warosulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam”. Kami juga ikut mohon, mohon mudah-mudahan sholawat Salam Barokah yang sebaik-baiknya senantiasa dilimpah ruwahkan Kepada Beliau Rosuulillah Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam. Wa Sairil Ambi’ya’ Wal Mursaliin, Wal Malaikatil Muqorrobiin, Alaihi mushholatu wa Sallam, Wa’alihiim Wa As’habihim wa Jami’il Aqtob min Awalihi Wa Akhirihim ila yaumil qiyamah, wa Ghoutsi Hadaz Zaman wa’a’wanihi Wa Sa’iri Auliya’illah wa ‘akhibba’ihi ainama kanu, min masyarikil ardzi ila waghoribiha khususon alladzi ardi Indonesia, khususon Auliya’ Tis’ah Roliyallohu Ta’ala Anhum,
وَأَعَادَ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَشَفَاعَاتِهِمْ وَكَرَامَاتِهِمْ وَأَمَدَّنَا بِأَمْدَادِهِمْ , أَمِيْن , أَمِيْن , أَمِيْن , يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
Beliau Rosuulillah Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam, dan para beliau-beliau yang kami sebut tadi, mudah-mudahan, terutama dalem Resepsi ini, terutama dalem penutupan acara Asrama Romadhon dan Musyawarah Kubro ini, bener-bener memberi jangkungan syafa’at tarbiyah, barokah, nadroh karomah yang sebanyak-banyaknya, sehingga resepsi ini, resepsi penutupan Asrama Romadhon, Musyawarah Kubro benar-benar diridloi oleh Alloh Wa Rosulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam membawa kemajuan yang sebesar-besarnya dalam Perjuangan Fafirruu Ilalloohi Wa Rosuulihii Sholalloh ‘Alaihi Wa Sallam, sehingga dalam waktu singkat kita sekeluarga, kita bangsa Indonesia demikian Jami’ Al Alamiin berbondong-bondong “Fafirruu Ilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam”.
Perlu kami haturkan, sedikit banyak kami mendapat kepercayaan yang mulia sekali, sehingga kami buntu seribu satu bahasa sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya mengaturkan ribuan terima kasih, pada hadirin hadirot, pada para panitia dan ana protokol yang kami ta’ati, dan kami hanya dapet menghaturkan satu dua patah, permohonan untuk para hadirin hadirot ialah biquolii :
جَزَا كُمُ اللهُ خَيْرَاتِ وَسَعَادَاتِ الدُّنْيَا وَالأَخِرَةْ. وَجَعَلَكُمْ مِنَ الَّذِيْنَ يَشْفَعُ لَهُمْ وَيُرَبِّيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ  شَفَاعَةً وَتَرْبِيَةً خَآصَّتَيْنِ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ . وَمِنَ اْلوَاحِدِيِيْنَ اْلكَامِلِيْنَ اْلمُكَامِّلِيْنْ وَمِنَ اْلوَاحِدِيَاتِ اْلمُكَمّلِيْنَ اْلمُكَمِّلاَتْ أَمِيْن , أَمِيْن , يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
Para hadirin hadirot yang kami mulyakan, sehubungan pengisian kami yang kurang semestinya, kami hanya dapet mohon diberi ampunan yang sebanyak-banyaknya dan juga kami mohon restu yang sebanyak-banyaknya pula, sehingga pengisian kami ini nanti, bener-bener diridlohi oleh Allah Wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam.
Para Hadirin Hadirot, seperti kita maklumi dan terutama, seperti apa yang diuraikan dari Beliau tadi, Beliau Al Mukarrom Bapak K. Zainal, sebagai Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat, tentang Asrama, Musyawarah Kubro dan umumnya Perjuangan “Fafirruu Ilallolloh Warosulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam” dalam segala bidang.
Ya ma’af, kami hanya dapat ikut menggaris bawahi apa-apa yang sudah diuraikan ee.. oleh beliau tadi, ya mudah-mudahan kita bersama semua ini, teruma anak-anak kita yang ikut asrama Romadhon dan remaja-remaja kita putra dan putri yang ikut Musyawarah Kubro dapat melaksanakan kiranya dengan semaksimal mungkin akan fatwa-fatwa dari beliau Bapak K. Zainal yang baru tadi.
Para Hadirin hadirot yang kami mulyakan, sekali lagi kami panjatkan puja dan puji tasyukur kepada hadrot Alloh Shubahanahu Wa Ta’ala, biqoulii : "Al hamdulilla hirobbil Alamiin" yang mana telah dapat dilaksanaken Asrama Romadhon dan Musyawarah Kubro.
Para Hadirin Hadirot, penting sekali, artinya dalem Perjuangan Fafirruu Ilallolloh Wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Salam, diadakan Asrama Romadhon ini.
Para Hadirin Hadirot, dari kita sebagai orang tua, dari kaum bapak, kaum ibu dan pemuka, mari setalah pulangnya anak-anak kita dari Asrama Romadhon ini nanti, kita senantiasa mebimbing, menuntun mereka seperti apa yang telah dipesankan oleh beliau Bapak K. Zainal tadi. Sekali lagi mari, sepulangnya anak-anak kita dari Asrama Romadhon ini, dan sepulangnya pula remaja-remaja kita dari Musyawarah Kubro ini, nanti, mari kita ajak kerja bersama, berjuang bersama-sama, berjuang “Fafirruuilalloh Wa Rosulihii Sholallohu ‘Alahi Wa Sallam” dalam segala bidang. Dan mari para hadirin hadirot kita sebagai orang tua, anak-anak kita yang baru selesai dalam mengikuti asrama Romadhon ini, kita tempatkan di tempat mereka yang setepat-tepatnya, kita beri kesempatan pada mereka sehingga mereka dapat memperjuangkan, disamping mengamalkan sendiri, memperjuangkan oleh-oleh Asrama Romadhon ini, ke Keluarga mereka dan kepada Umat masyarakat pada umumnya.
Para Hadirin hadirot, seperti kita maklumi, keadaan masyarakat terutama remaja-remaja dan anak-anak, banyak sekali soal-soal yang jauh dari pada agama, banyak sekali soal-soal yang jauh dari pada prikemanusiaan tapi nyatanya terlaksana atau terjadi di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat kita rata-rata mayoritas masyarakat umat islam, tapi kenyataan mereka pada umumnya kurang sekali perhatian mereka pada agama kita, agama mereka, agama Islam. Bahkan Para Hadirin hadirot, kita bangsa Indonesia yang berpancasila, tapi kenyataannya para Hadirin hadirot, sejauh dari pada apa itu pancasila.
Para Hadirin hadirot, kita sebagai pejuang Fafirruuilallooh Wa Rosulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam, dari kaum bapak, kaum ibu, remaja dan kanak-kanak, Putra dan putri, tidak ketinggalan pula anak-anak kita yang baru ee... menyelesaikan Asrama Romadhon ini, pun juga Remaja-remaja kita yang baru mengadaken Musyawarah Kubro ini, kita bertanggung jawab kepada, dalem soal keadaan umat dan masyarakat, yang pada umumnya jauh dari pada Agama mereka masing-masing. Kita tahu mereka menyataken merasa dan orang banyak tahu bahwa mereka orang Islam tapi nyatanya tinggal nama saja, bukankan Para Hadirin hadirot, ini soal yang dikecam oleh Alloh Shubhabahu Wa Ta’ala, melanggar perintah-perintah Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, larangan-larangan Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, dilanggar perintah-perintah Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, tidak ditepati. Kita tahu, kita bertanggung jawab seperti apa yang di sabdahkan oleh Beliau Rosulillah Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam :

إِذَاظَهَرَتِ الْبِدَعُ وَسَكضتَ الْعَالِمْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ[1]

Apabila sudah meraja lela, perbuatan-perbuatan yang dikecam oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, yaitu tidak mengabaikan perintah-perintah Alloh Ta’ala, dan melanggar larangan-larangan Alloh Ta’ala, tidak melaksanakan Ahklak-Ahklak yang digariskan oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, tapi dalam keadaan yang dikecam oleh Alloh Shubhanuhu Wa Ta’ala, orang yang tahu diam saja, ini dia terlibat mendapat laknat dari Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala.
Para Hadirin hadirot, seperti kita maklumi, apabila kita diem saja, kita tidak atau kurang perhatian, mungkin sekali Para Hadirin hadirot, kalau tidak dapet kita, kami haturken pasti, bila nanti oleh Alloh wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam, dan besok di Yaumil qiyamah kita akan dituntut oleh Ummat dan masyarakat yang begitu itu, tapi kita diam saja Para Hadirin hadirot.
Coba mari menengok kepada tangga-tangga kita, atau masyarakat sekitar kita bagaimana, mereka masyoritas umat Islam katanya, tapi kenyatannya bagaimana Para Hadirin hadirot, mayoritas jauh dari pada Islam Para Hadirin hadirot.
Para Hadirin hadirot, disamping itu, mungkin sekali terutama saya sendiri banyak sekali soal-soal yang semestinya dilarang oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, tapi saja langgar, yang mestinya diperintah Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, tapi tidak saya abaikan, tidak saya leksanaken.
Para Hadirin hadirot mari, sekaligus disamping memperhatiken, kita sekeluarga masing-masing, kita memperhatikan umat dan masyarakat. Para Hadirin hadirot kalau satu-satu mungkin sekali belum sampek selesai, tapi sudah, sudah .... Para Hadirin hadirot, sudah tidak mengijinkan keadaan kita, artinya tidak mampu atau sudah tidak ada kehendak, atau dijabut Izroil Para Hadirin hadirot. Mari pumpung ada kesadaran, mumpung ada himmah, ada semangat dan lebih-lebih, mumpung kita punya wadah, yaitu wadah perjuangan “Fafirruu Ilalloohi Wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam” ini, mari Para Hadirin hadirot, kita curahken kemampuan kita lahiriyah dan bathiniyah demi untuk, demi untuk kebahagiaan kita sekeluarga, dan umat dan masyarakat Para Hadirin hadirot, demi untuk mengikuti jejak Beliau Rosulillah Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam, demi untuk melaksanaken apa yang dikehendaki oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, yaitu :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ[2]
Demi melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala yaitu: إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً[3], Para Hadirin hadirot.
Para Hadirin Hadirot, terutama dalam bulan Romadhon ini, ada kesempatan baik sekali, disamping secara lahiriyah, secara bathiniyah cara memperbanyak mujahadah, memperbanyak memohon kepada Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala untuk kita dan untuk mereka, mari kita, kita laksanaken dengan semaksimal mungkin, dengan sungguh-sungguh.
Para Hadirin Hadirot, banyak sekali kiranya, peristiwa-peristiwa atau pengalaman-pengalaman dalam perjuangan Fafirruu ilalloh Wa Rosuulihii Sholallohuu ‘Alaihi Wa Salam, yang tidak masuk akan tapi nyatanya ada, nyatanya terjadi, ini mengingatkan kepada kita, supanya kita bener-bener khusnudzonyakin kepada Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, bahwa apabila kita sungguh-sungguh, sekali lagi, bahwa kita, apabila kita sungguh-sungguh, pasti Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, akan memberikan pertolongan yang luar biasa para Hadirin hadirot.
Bukankan para Hadirin hadirot, sebagian besar pernah mendengar yaitu antaranya, peristiwa ya ma’af, yang bersangkutan di .., yang di daerah Kiyai Fauzan yaitu Soal Jangkrong, bukankan kita mendengar, setelah mendengar, terutama dalam Mujahadah Kubro yang lalu, ya terutama saya sendiri pernah ikut mengobrolkan, ini para Hadirin hadirot mengingatkan kepada kita bahwa Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, apabila kita sungguh-sungguh, pasti akan memberi pertolongan yang luar Biasa para Hadirin hadirot, bahkan para Hadirin hadirot, melihat obyek dari perjuangan kita, perjuangan Fafiruu ilallolloh wa Rosulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam, sekalipun bagaimanapun besarnya, apabila diukur dengan ukuran lahiriyah kiranya masih jauh, dapet terjangkau karena “Jami’ Al Alamiin”. Tapi para Hadirin hadirot, sekali lagi Para hadirin hadirot apabila kita sungguh-sungguh, disamping kita berjuang secara lahiriyah, kita sungguh-sungguh mohon, sungguh-sungguh merintih kepada Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, pasti, dalam waktu yang singkat nanti Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala, akan memberikan pertolongan pada kita, pada pertolongan yang tidak terhingga besarnya. Lebih-lebih para Hadirin hadirot, perjuangan Fafiruu ilalloh Wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alaihi Wa Sallam ini, seperti ... kalau tidak salah, yang termuat di dalam Kitab Wahidiyah atau buku Kuliah Wahidiyah, yaitu soal sejarah, sejarah tumbuhnya perjuangan Faafiruu ilalloh Wa Rosuulihii Sholallohu ‘Alahi Wa Sallam ini, selain berdasarkan tuntunan-tuntunan agama kita yang sudah maklum, tapi disana ada tuntunan yang ..., yang tidak dapat dijangkung oleh akal, ini menunjukkan bahwa Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala bener-bener berkehendak akan memberi pertolongan yang luar biasa kepada kita, pokoknya kita sungguh-sungguh mau para Hadirin hadirot.
Para Hadirin hadirot, sehubungan ini, ya ma'af,  "Masih sanggupkah kita sebagai orang tua, sebagai Bapak dan Ibu, dan sekaligus, terutama anak-anak yang baru melaksanakan Asrama Romadhon dan para remaja yang baru mengadakan Musyawarah Kubro, masih sanggupkan kita meneruskan perjuangan Fafirruu ilalloh Wa Rosuulihii Sholalallohu ‘Alaihi Wa Sallam ini. Yang kami maksud, masih sanggup dengan sungguh-sungguhkah, terkadang masih seperti biasa ini para Hadirin hadirot". Kata orang jawa "Apakah hanya kangge tulak sumpah mawon" para hadirin hadirot. Kiranya menawi anggen kulo sanggup, anggen kito sanggup hanya, ya ... "Tulak Sumpah" mawon, hanya buwah bibir mawon, Para hadirin hadirot, kiranya lebih baik terus terang, sekalipun kita sudah tidak sanggup, supaya letakkan perjungan "fafirruuilalloh warosulihi sholallohu 'alaihi wa sallam" masih bodoh pada Alloh Shubhanahu Wa Ta'ah Wa Rosulihii Sholallohu 'Alaihi Wa Sallam. Para hadirin hadirot kita sudah sanggup, kita punya inisiatif, kehendak tapi kenyataannya kita begini-begini, ibarat orangnya ada perjanjian apa tidak anu, orang-orang yang kita sanggupi apa tidak menunggu-nunggu sampai jemu, para hadirin hadirot. Mana katanya dateng, sekian dateng disini tapi sampai sekian-sekian kok belum ada, kelihatan.
Monggo kito peres kemampuan kito, monggo kita tularkan perhatian kita, disamping lahiriyah terutama, anggen kito depe-depe dateng Alloh wa Rosulihii Sholallohu 'alaihi wa Sallam. Lek kito sunggung-sunggung mungkin sekali, dalam waktu yang hanya sekian hari ini jauh lebih banyak hasilnya dari pada sekian tahun para hadirin hadirot.
Ini kesempatan yang baik sekali, dan mungkin besok bulan Romadhon yang akan datang, mungkin tidak ada kemampuan lagi, atau tidak ikut lagi, terutama didatangi oleh malaikat Izroil atau setidaknya, lantas, semangat kita nglokor para hadirin hadirot. Para hadirin hadirot ibarat pasien, orang yang sakit orang yang menderita, umat dan masyarakat makin akhir ini makin parah sakit mereka hadirin hadirot. Fakta para hadirin hadirot, makin banyak anak yang nakal, makin banyak orang yang tidak dapat dipercanya, makin banyak orang yang hanya mencari untung sendiri sedangkan orang lain rugi, makin banyak penipuan, makin banyak penyalah gunaan, makin jauh dari pada Alloh wa Rosuulihii Sholallohu 'Alaihi Wa Sallam.
Para hadirin hadirot, ibarat orang sakit makin parah sekali, bahkan, kalau dapet kami katakan, ibarat orang sakit, jiwanipun atau rohipun sampun wonten tenggoroan, para hadirin hadirot, menawi boten enggal-enggal, jika tidak cepat-cepat mendapatkan obat yang mujarob dalam waktu satu detik, satu dua detik lagi, mereka akan melayang jiwanya para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, melayangnya jiwa fisik, dosanya orang yang bersangkutan pada Alloh Shubhanahu Wa ta'ala ini, bahkan lebih baik buat dia, tapi kalau melayangnya jiwa dari pada kesadaran kepada Alloh Wa Rosulihi Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, para hadirin hadirot, baik lebih jauh lebih parah. Kalau masih hidup senantiasa merugikan umat dan masyarakat, disamping merugikan pihak pribadinya sendiri, kalau sudah mati mereka akan mengalami kehancuran, bahanya yang tidak ada taranya pada hadirin hadirot. Dengan itu sekali lagi, orang yang melayang jiwanya, jiwa dari pada Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam ini, jauh lebih bahaya, dari pada jiwa fisik biasa. Bahkan kalau melayangnya jiwa fisik biasa, orang yang bersangkuta, pokoknya dia hidup jiwanya, hanya Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, ini orang yang ditinggalkan senantiasa mendapat barokah dari dia dan dia sendiri setelah meninggalkan dunia yang fanak ini, akan mengalami keadaan yang bahagia sekali.
Para hadirin hadirot, mari, dengan segala kemampuan yang ada pada kita, disamping menyelametkan kita sekeluarga sendiri, mereka ummat dan masyarakat yang sebagian besar yang begitu makin parah, mari kita tolong para hadirin hadirot. dan justru ini para hadirin hadirot kewajiban kita ini sebagai pejuang Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam.
Para hadirin hadirot, jangan kita anggap sepi sudah banyak umat yang meninggalkan dunia yang fanak ini, dalam keadaan parah sekali yaitu ditunggagi oleh imperalis nafsu para hadirin hadirot. Para hadirin hadirot, jangan kita anggap kita sepi, mungkin sekali, kita ini nanti oleh mereka yang sampai mati dalam keadaan ditunggangi oleh imperalis nafsu, oleh nasfu itu, mereka nuntut pada kita para hadirin hadirot, sebenarnya kita mampu menolong mereka yang minim dengan permohonan-permohonan kepada Alloh Shubhanahu wa Ta'ala, bahkan justru permohonan ini adalah senjata atau alat yang paling ampuhpara hadirin hadirot, seperti disabdakan oleh beliau Rosulillah Sholallohu 'alaihi wa sallam :  وَاَنْتُمْ ...... بِدُعَائِكُمْ "Bukankan kamu tidak dapat mendapat pertolongan, kecuali karena permohonanmu para hadirin hadirot, danاَلدُعَاءُسِلاَحُ الْمُؤْمِنِ  do'a adalah senjata ampuh atau alat ampuh bagi orang mukmin, dalam menuju, menuju keselamat kebahagiaan fiddunnya wal Akhiroh. disamping mengisi bidang lain-lain.
Para hadirin hadirot, ya alhamdulillah, kita telah dapat melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lain-lain dalam bulan romadhon yang sudah ini, tapi para hadirin hadirot, mari kita disamping dilain pihak, dilain bidang kita menyesal, "Mengapa kemampuan kita masih banyak sekali, tapi mengapa kok hanya begini saja ibadah kita para hadirin hadirot, hanya begini saja kita memohon sadar kepada Alloh Shubhanahu wa ta'ala untuk umat masyarakat para hadirin hadirot".
Para hadirin hadirot, mungkin sekali apabila kita panggah gini saja nanti bulan puasa setelah selesai, matur kepada Alloh Shubhanahu Wa Ta'ala, melaporkan keadaan kita : "Gusti, kulo panjenengan tugasaken ono eng dunyo, bareng kulo ono eng dunyo, kulo boten disopo oleh para Pengamal-pengamal atau pejuang Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, tambah kulo disalah gunakan, kulo dijungkirwaliaken gusti, tapi meniko, soal meniko kulo serahaken dumaten panjenengan, masa bodoh gusti, mungkin sekali para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, masih ada kesempatan, tinggal sepuluhan hari lagi ada kesempatan, apabila kita betul-betul mau tobat para hadirin hadirot, masih ada kesempatan para hadirin hadirot, mari para hadirin hadirot, kesempatan yang baik ini jangan kita ya, sia-siakan para hadirin hadirot, mari para hadirin hadirot, yang sudah ya tetap begitu berlarut-larut, tapi mari tinggal sekian hari ini, kita sungguh-sungguh. Terutama dalam soal batiniyah, demi untuk menolong kita sekeluarga dan umat dan masyarakat untuk mengantarkan Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, membebaskan kita dan mereka dari pada cengkraman imperialis nafsu yang ganas sekali itu, para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, mari para hadirin hadirot, jangan kita tunggu-tunggu, jangan kita tunggu-tunggu, sekarang juga mari semua, semua tobat para hadirin hadirot, semua merasa berlarut-larut, terutama dalam bulan puasa yang lalu ini, kita menyalahgunakan sekali, para hadirin hadirot, yang semestinya kita bulan puasa ini panen, para hadirin hadirot, kemampuan kita banyak sekali, untuk panen yang sebanyak-banyaknya, tapi keadaan kita para hadirin hadirot, panen kita hanyauntuk tolak sumpah saja, para hadirin hadirot, dan itupun para hadirin hadirot mari kita doi, ora ikhlas ora lillah billah, ya para hadirin hadirot. Dan selain itu para hadirin hadirot, kiranya perjuangan Fafiruuilalloh, perjuangan Fafiruuilalloh ini sendiri para hadirin hadirot, kiranya sudah jemu mendengarkan kita, sampai sekarang, mari sekarang-sekarang ditunggu-tunggu, tapi tidak ada kenyataannya, pada hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, mari dengan sungguh-sungguh, kita doi, betaba berlarut-larut kita, merugikan kita sendiri dan sekeluarga, merugikan umat dan masyarakat, merugikan perjuangan Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, ini sendiri para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, serambi dan masjid dan komplek ini menyaksikan pada kita para hadirin hadirot, para hadirin hadirot, sudah berapa kali para hadirin hadirot, kita berjanji-berjanji tapi tinggal janji para hadirin hadirot. Mari para hadirin hadirot, Al Fatihaah 3 x.
اَللـَّــهُمَّ يَاوَاحِـدُ يَآ أَحَـدْ , يَاوَاجـِـدُ يَاجَــوَادْ , صَلّ وَسَـلِّـمْ وَبـَارِكْ عَلَى سَـيّـِدِنَا مُحَــمَّدٍ وَّعَلـَى آلِ سَيّـِدِنَا مُحَمَّدْ , فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَّنَـفَسٍ بـِعَـدَدِ مَعْلُوْمَاتِ اللهِ وَفُـيُـوْضَاتـِهِ وَأَمْدَادِهْ × 7
اَللّـهُـمَّ كَمَآ أَنْتَ أَهْـلـُهْ , صَـلّ وَسَلّمْ وَبـَارِك ْ عَلـَىسَـيّـِدِنَا وَمَوْلانَـا وَشَــفِـيْـعِـنَا وَحَبـِـيْـبـِنَـا وَقُـــرَّةِ أَعْـيُـنِـنَا مُحَـمَّدٍ صَلـَّى اللهُ عَلَـيْه ِوَسَلـَّمَ كَمَا هُوَ أَهْـلـُهْ , نَسْـأَلُكَ اللّـهُـمَّ بـِحَـقّـِهِ أَنْ تُـغْـرِِقـَـنَا فِى لـُجَّــةِ بَـحْر الْوَحْــدَة ْ, حَتـَّى لا نـَرَى وَلانَـسْمَعَ ولا نَجـِدَ وَلاَ نُحِسَّ وَلا نـَـتَحَـرَّكَ وَلا نـَسْـكـُـنَ إِلاَّ بـِهَا , وَتـَـرْزُقـَـنَا تـَمَامَ مَـغْـفِـرَتـِكَ يَآ أللهْ , وَتـَمَامَ  نـِعْمَـتــِكَ يَآ ألله ْ, وَتـَمَـامَ مَـعْـرِفَـتـِكَ يَآ أللهْ , وَتَمَـامَ مَحَـبَّـتـِـكَ يَآ ألله ْ , وَتـَـمَامَ رضْـوَانِكَ يَآ أللهْ . وَصَـلّ وَسَـلّـِـمْ وَبـَارك ْعَـلَـيْهِ وَعَلـَى آلِـهِ وَصَحْـبـِـهْ , عَـدَدَ مَآ أَحَـاطَ بـِـهِ عِـلــْمُكَ وَأَحْـصَاهُ كـِتــَابـُـك ْ , بـِـرَحْمَـتـِـكَ يـَآ أَرْحَـمَ الــرَّاحِـــمِـيْن وَالـْـحَـمْـدُ  ِللهِ رَبّ ِالـْـعَالـَمِـْين  × 3
عَلَيْكَ نُوْرَ الْخَـلْقِ هَــادِيَ اْلأَنـَام
#
يَاشَافِعَ الْخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمْ
فَـقـَــدْ ظَـلَـمْـتُ أَبـَدًا وَّرَ بـّـنـِىْ
#
وَأَصْـلَهُ وَرُوْحَــه ُ أَدْرِكـْـــنــِى
فَإ ِنْ تـَرُدَّ كُــنْـتُ شَـخـْصًا هَـالِكَا
#
وَلـَيـْسَ لِى يَا سَـيّـِدِىْ سِـوَاكـَا
يَا سَـيّـِدِيْ   يَا رَسُـوْلَ الله ْ × 7
عَلـَـيْـكَ رَبـّـِنيْ بـِـإذ ْن ِالله
#
يَآ أَيـُّهَـا الـْـغَـوْثُ سَلا َمُ الله ْ
مُـوْصِلَـةٍ لِّلْحَضْـرَةِ الْـعَلِـيَّةْ
#
وَانـْظُرْ إِلَىَّ سَـيّـدِىْ بِنَـظـْرَةْ

Para hadirin hadirot yang kami mulyaken, sekali lagi mari, bulan romadhon tinggal sekian hari, Para hadirin hadirot, kita curahkan segala kemampuan yang ada pada kita, kita curahkan untuk Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, terutama memperbanyak mujahadah-mujahadah dan permohonan kepada Alloh Wa Rosulihi Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, disamping lahiriyah.
Para hadirin hadirot seperti yang kita maklumi, dibulan, ya ... dibulan yang ganjil ini nanti, ada disana salah satu bulan, hari atau malem ganjil "Lailatul Qodar" pada hadirin hadirot, suatu keuntungan yang banyak sekali, seperti kita maklumi:
 لــَيْـلــَـة ُ الــْـقــَــدْرِ خَـيْر ٌمِـنْ أ َلــْـفِ شَــهْــرٍ[4]
"Ibadah satu malem lebih baik dari pada seribu bulan", para hadirin hadirot,
Mari kesempatan yang baik ini jangan kita sia-siakan para hadirin hadirot, terutama para hadirin hadirot, seperti kita maklumi, dan setelah sembahyang Isya' kalau gak salah, tadi ya ... saya haturkan yaitu : "Do'a صَائِمْMustajab, doanya, permohonannya, orang yang berpuasa bulan romadhan ini mustajab para hadirin hadirot, tinggal kita bagaimana, kita diberi do'a yang mustajab para hadirin hadirot, maukan atau tidak mau memanfaatkan mutiara yang berharga sekali ini para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, alangkah bahagia Kita, apabila kita mau dengan sunggung-sunggu, dengan setepat-tepatnya, mau memanfaatkan kesempatan yang baik ini, alangkah bahagia kita, terutama di akhirat nanti para hadirin hadirot, tapi apabila kita glonjom, para hadirin hadirot terutama di akhirat nanti, betapa getun kita para hadirin hadirot, menyesal kita para hadirin hadirot.
Mungkin sekali, seperti kami katakan tadi, seperti kita maklumi, dalam waktu yang singkat, kita berjuang dengan sungguh-sungguh, jauh hasilnya lebih banyak dari pada beberapa tahun yang lalu para hadirin hadirot, mungkin sekali. Terutama para hadirin hadirot, seperti tadi kami katakan seperti kita maklumi, yaitu peristika yang di daerahnya Ki Fauzan itu para hadirin hadirot, mungkin sekali, hanya berjuang beberapa hari atau malam saja, mungkin sekali menyebabken Jami' Al Alamin berbondong-bondong Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, para hadirin hadirot, mungkin sekali. Tapi sebaliknya para hadirin hadirot, apabila glonjom para hadirin hadirot, terutama dalam beberapa hari ini, tinggal, tinggal ini para hadirin hadirot, jangankan Jami' Al Alamin, berbondong-bondong tapi bahkan, sebaliknya yang kita mohonken, kita sendiri kehilangan, kehilangan Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, para hadirin hadirot.
Maka dari itu, ya maaf, sekali kali mari dengan sungguh-sungguh, mohon para hadirin hadirot, ya kalau dapet di masjid, sambil i'tikaf, tapi kalau tidak dapet, dimana saja kita berada, kapan saja kita berada, mari kita senantiasa mendengungkan, mendengungkan jeritan-jeritan kepada Alloh Shubhanahu wa Ta'ala, mengundang mengajak kepada umat dan masyarakat Jami' al Alamin, Para hadirin hadirot, dengan keadaan yang kita, yang dapet melaksanakannya.
Seperti kita maklumi atau kata orang, ya Lailatul Qodar itu ada sholatnya yaitu paling sedikit dua rokaat, dalam waktu, malem-malem yang ganjil itu, yaitu :
أُصَلِّى سُنَّةً لِلَيْلَةِ اْلقَدْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى. اللهُ أَكْبَرْ
Habis Al Fatihah membaca :  إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ ........  الخ × 1[5]danقُلْ هُوَ.......... الخ × 3[6] sama setiap rokaat, kalau banyak yang dua rokaat salam, dua rokaat salam, kalau disela-selani membaca sholawat dan mujahadah-mujahadah ya baik, ini ya ..., ya kita laksanakan, isi suatu, suatu ya, suatu fadlilah yang tidak dapat kita abaikan, terutama satu tahun hanya sekali yaitu pada bulan romadhon, pada bulan-bulan,, anu... pada tanggal-tanggal yang ganjil para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, seperti kita maklumi nanti pada lailatul qodar itu, para malaikat, banyak sekali yang ditugasken untuk meninjau pada orang-orang mukmin dan memberi salam kepada mereka, lantas tinggal orang yang ditinjau, ini apabila dia bener-bener tidak buta, tidak tuli, mendengar salam mereka, tapi dia, tapi apabila dia buta, apabila dia tuli, otomatis tidak mendengar, Para hadirin hadirot, bahkan yang didengar hanya ajakan nafsunya saja para hadirin hadirot.
Mari para hadirin hadirot mulai sekarang juga, kita usaha sekuat mungkin, sehingga kita tidak tuli, kita tidak buta, sehingga kita nanti mendengar, ditamui oleh para malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta'ala, untuk menjenguk pada kita para hadirin hadirot.
Para hadirin hadirot, ya alhamdulillah, kita, Kita ada ajaran seperti tadi diterangkan oleh beliau bapak Kiyai Zainal Al Mukarrom, bahwa : "Banyak para ahli menyatakan bahwa orang yang sadar kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala ini waktunya senantiasa menjadi Lailatul Qodar, para hadirin hadirot". Kalau tidak salah di Kuliah atau sebagian buku di ajaran wahidiyah disana, barang kali para hadirin masih ingat :
إ ِذَا حَفــَّـتِ اْلـعِـنَايـَةُ اْلإِلهـــِـيــَّـةُ عَـبْـدًا صَـارَتْ ذَرَّة ٌ مِـنْ عُـمْـرِهِ تُـقــَـاوِمُ أ َلْفَ سَـنَـةٍ[7] 
"Apabila ada seorang diberi fadlol yang istimewa, sehingga dia sadar kepada Alloh Wa Rosulihi Sholallohu 'Alaihi Wa Sallam, sehingga dia YUKTII KULLA DZII HAQQIN HAQQOH, TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA’ FAL ‘ANFA’, setiap detik-detik dia itu, menyamai ibadah seribu tahun para hadirin hadirot".
Bukankan para hadirin hadirot, tadi diuraikan oleh beliau bahwa : "Tingkatan setelah kenabian ini tidak ada yang paling atas kecuali Siddiqiyah atau kesadaran kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, para hadirin hadirot". Mari para hadirin hadirot Kita syukur, kita lagi tingkatkan rasa tasyakur kita para hadirin hadirot, fadlol yang berupa Wahidiyah dan Ajarannya, atau perjuangan Fafiruuilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alahi Wa Sallam, yang diberikan kepada kita, oleh Alloh Shubhanahu Wa Ta'ala ini, jangan kita anggep sepi, ini suatu fadhol yang besar sekali para hadirin hadirot. 

Bersambung ......... ! 


[1] Apabila telah merajalela kemungkkarotan dan orang ‘alim diam saja, maka orang ‘alim tersebut terkena laknat Alloh”. Sirojuth Tholibin
[2] الذاريات : 56
[3] البقرة : 30
[4]  97  القدر  : 3
[5] سورة القدر
[6] سورة الإخلاص
[7] “Ketika pertolongan Ilaahi datang kepada seorang hamba maka menjadilah sedetik dari umurnya memadai ibadah (lahir) seribu tahun". تقريب  الا صول 93

Post a Comment

أحدث أقدم